Materi khutbah Jum'at di MTs Negeri 8 Jakarta
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اَلْحَمْدُ للهِ
الدَّائِمِ الْعَالِمِ الْقَدِيْمِ، الْقَوِيِّ الْغَنِيِّ الْحَكِيْمِ. أَشْهَدُ
أَنْ لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الأَعْلَى
الْعَظِيْمِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الرَّؤُوْفُ بِأُمَّتِهِ الرَّحِيْمِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ
وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ ذَوِى الإِسْتِقَامَةِ
وَالتَّقْوِيْمِ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُوْنَ . قَالَ الله تَعاَلَى في القران الكريم اعوذ بالله من
الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم
والعصر إن الإنسان لفي خسر إلا الذين آمنوا وعملوا
الصالحات وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر.
Jamaah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah...
Dalam kesempatan khutbah ini,
saya kembali mengajak seluruh jamaah –khususnya diri saya sendiri– agar
senantiasa meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, dengan melaksanakan
perintah-perintah-Nya secara maksimal dan menjauhi seluruh larangan-Nya secara
total.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ الْمُعْتَكِفِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Kita tahu bahwa al-Qur’an,
sebagai pedoman paripurna bagi manusia, memuat banyak sekali hal yang utama. Di
antaranya adalah kisah teladan orang-orang terdahulu. Dari sekian banyak kisah
teladan, sebagian besarnya adalah kisah para nabi. Namun, pernahkah kita
memperhatikan, ternyata kebanyakan kisah tersebut bukanlah saat para nabi telah
menua, melainkan saat mereka masih muda.
Misalnya, kisah Ibrahim muda,
yang mengajak kaumnya berlogika menemukan Tuhan Yang Maha Esa.[1] Kisah Yahya muda, yang semenjak
kecil telah dikaruniai hikmah dan kebijaksanaan.[2] Kisah Nabi Yusuf yang menjadi
pejuang kebenaran semenjak mudanya.[3] Kisah Ismail muda, yang begitu hebat
meyakini perintah Allah dan taat kepada ketentuan-Nya.[4] Kisah para pemuda Ashabul Kahfi,
legenda remaja yang mempertahankan aqidah tauhid.[5] Dan, masih banyak lagi kisah para
pemuda lainnya.
Ini menjadi bukti bahwa masa muda
merupakan masa vital dan produktif untuk berkarya. Pelajar adalah bagian
dari proses produktif pada masa muda. Semangat pelajar adalah semangat para
pemuda. Jiwa pelajar adalah jiwa para pemuda. Dan, darah para pelajar juga
menjadi darah para pemuda. Oleh karena itu, menjadi keniscayaan bagi para
pelajar agar meneladani kisah para pemuda yang diabadikan oleh al-Qur’an.
Dari sisi kuantitas, jumlah pelajar dan kaum muda sangat besar. Bahkan
Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi; jumlah penduduk usia produktif jauh lebih
besar jika dibandingkan dengan penduduk usia nonproduktif. Pelajar menjadi
penyumbang jumlah penduduk produktif
tersebut.
Menyadari potensi besar yang
dimiliki oleh kaum muda, Sang Proklamator, Bung Karno, pernah berorasi dengan
lantang, “Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya.
Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”
Kata-kata yang tidak kalah
lantang juga digemakan oleh Syaikh Mushthofa al-Ghulaiyaini, seorang ulama
besar dari Beirut Lebanon. Dalam karya visionernya yang berjudul ‘Izhatun Nasyi’in ( عِظَةُ النَّاشِئِين ), beliau berkarta:
إِنَّ فِى يَدِكُمْ
أَمْرَ الأُمَّةِ, وَفِى إِقْدَامِكُمْ
حَيَاتَهَا, فَأَقْدِمُوْا إِقْدَامَ
الأَسَدِ الْبَاسِلِ وَانْهَضُوْا نُهُوْضَ الرَّوَايَا, تَحْتَ ذَاتِ الصَّلاصِلِ
تَحْيَ بِكُمُ الأُمَّةُ
“Di tanganmulah, wahai generasi muda, segala urusan bangsa. Dalam langkahmu
tertanggung masa depan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, melangkahlah kalian
bagaikan seekor harimau yang gagah berani, yang tidak pernah mundur setapak
pun. Bangkitlah laksana para pemegang panji perang, yang berangkat menuju medan
juang dengan penuh tanggung jawab. Dengan usaha dan hasil karyamu, bangsa
kalian akan hidup bahagia.”
Namun ironisnya, saat ini pelajar
di Indonesia dihadapkan pada banyak permasalahan. Di antaranya adalah masalah
ketidakjujuran akademik, pergaulan yang kelewat batas hingga meledakkan angka
kehamilan di luar nikah, kenakalan yang berujung pada tindakan kriminal,
penyalahgunaan narkoba, dan lain-lain.
Permasalahan ini tidak hanya
terjadi di kota-kota besar, tetapi sudah mewabah secara sistemik hingga ke
pelosok desa. Oleh karena itu, perlu ada usaha sungguh-sungguh yang dilakukan
secara sistemik dan melibatkan seluruh pihak untuk menyelesaikan masalah
tersebut.
Setidaknya ada empat usaha nyata
untuk mengembangkan kualitas kaum muda.
Pertama, mematangkan spiritualitas kaum
muda.
Pemuda dengan spiritualitas yang
baik tidak akan pernah membiarkan dirinya terkontaminasi oleh hal-hal buruk,
seperti narkoba, pergaulan bebas, serta tindakan anarkis dan tak bermoral yang
mengganggu stabilitas sosial.
Di sisi lain, spiritualitas
memberi kekuatan kepada seseorang sehingga ia akan tunduk, patuh, dan takut,
hanya kepada Allah Ta’ala. Adanya pejabat yang melakukan korupsi dan penyalahgunaan
jabatan adalah bukti lemahnya spiritualitas mereka.
Inilah yang oleh para ulama
disebut dengan muraqabah (merasa selalu diawasi oleh Allah). Jika muraqabah ini tertanam kuat
dalam jiwa setiap pelajar dan kaum muda, niscaya kelak mereka akan tumbuh
menjadi pemimpin-pemimpin yang amanah.
Usaha kedua, memotivasi pelajar agar tidak berhenti mencari
ilmu.
Tidak ada manusia yang tinggi
derajatnya dan mampu mengubah dunia tanpa dibekali dengan ilmu. Demikian pula
tidak ada pemimpin hebat yang tidak dipondasi dengan ilmu. Tidak mengherankan
jika wahyu yang diterima pertama kali oleh Nabi Muhammad Saw adalah perintah
untuk berilmu.
Iqra’, bacalah! Membaca berarti meluaskan cakrawala,
meluaskan pengetahuan, serta meluaskan hati dan pikiran untuk mengenal Tuhan
melalui keagungan-keagungan-Nya. Spirit Iqra’ inilah yang harus terus digelorakan di dalam jiwa
pelajar dan kaum muda.
Apa jadinya jika generasi muda
ogah-ogahan mencari ilmu? Pastilah sekian tahun ke depan nasib bangsa tersebut
akan tersisih dari percaturan dunia. Hampa dari prestasi dan sepi dari
kemajuan. Bahkan, tidak mustahil bangsa tersebut akan lenyap dan tenggelam.
Di sinilah produktivitas generasi
muda hari ini benar-benar ditantang. Kreativitas dan kematangan jiwa mereka
benar-benar diharapkan. Apa yang mereka lakukan hari ini adalah cerminan bangsa
di masa depan. “شُبَّانُ الْيَوْمِ رِجَالُ الْغَدِ(syubbanul yaum rijalul ghad), pemuda hari ini adalah
pemimpin di masa depan,” demikian kata pepatah Arab.
Sebagai calon pemimpin masa
depan, sudah selayaknya kaum muda tidak henti-hentinya membekali diri dengan
ilmu. Amirul mukminin Umar bin Khattab pernah berkata:
تَفَقَّهُوْا قَبْلَ أَنْ تَسُوْدُوْا
“Belajarlah kalian
sehingga berilmu sebelum kalian menjadi pemimpin.”
Bahkan, secara lebih tegas lagi Imam Syafi’i berkata melalui bait-bait
syairnya:
وَمَنْ فَاتَهُ
التَّعْلِيْمُ وَقْتَ شَبَابِهِ ** فَكَبِّرْ عَلَيْهِ أَرْبَعاً لِوَفَاتِهِ
وَذَاتُ الْفَتَى
وَاللَّهِ بِالْعِلْمِ وَالتُّقَى** إِذَا لَمْ يَكُوْنَا لَا اعْتِبَارَ لِذَاتِهِ
“Barangsiapa menyia-nyiakan waktu menuntut ilmu di masa mudanya,
maka bertakbirlah empat kali atas kematiannya.”
“Demi Allah, hakikat seorang pemuda terletak dalam ilmu dan
ketakwaannya. Bila keduanya tidak ada maka keberadaan sang pemuda dianggap
tiada.”
Mereka
yang tidak memiliki ilmu laksana orang yang telah mati. Raga mereka memang
hidup, namun hati dan pikiran mereka telah dijemput maut. Karena itulah mereka
layak dishalatkan dengan bertakbir empat kali.
Usaha yang ketiga, menanamkan keluhuran
akhlak.
Masa muda adalah masa yang penuh
dengan godaan untuk memperturutkan hawa nafsu. Dalam kondisi seperti itu,
peluang terjerumus ke dalam keburukan dan kesesatan sangatlah besar. Oleh
karena itu, dibutuhkan pondasi moral yang benar-benar handal, atau akhlak
yang benar-benar kuat.
Bukankah di antara misi utama
Rasulullah Saw adalah untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak? Beliau bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَق
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)
Usaha keempat, membekali pelajar dengan aneka
keterampilan dan keahlian.
Modernisasi menjadi tantangan
yang tidak terelakkan. Para pelajar dan kaum muda harus berani berkompetisi
dengan bangsa lain agar tidak tertinggal. Oleh karena itu, selain membekali
diri dengan spiritualitas, ilmu, dan akhlak, mereka juga harus membekali diri
dengan aneka keahlian dan keterampilan, yang sering disebut pula dengan
istilah life skills (kecakapan hidup).
Tentang profesionalitas ini,
Rasulullah Saw telah bersabda:
إِنّ اللَّهَ تَعَالى
يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ
“Sesungguhnya Allah mencintai
seseorang yang apabila bekerja ia mengerjakannya secara profesional.” (HR. Thabrani dan
al-Baihaqi)
Oleh karena itu, para
pelajar dan kaum muda tidak boleh putus harapan. Tidak boleh menjadi pemuda
yang mudah frustasi dan pesimistis. Karena, dalam jiwa pemuda terdapat jantung
yang terus berdetak kencang. Ada darah yang mengalir deras dengan dada yang
terus berkobar. Ada semangat yang terpendam seperti api dalam sekam. Terus
membara sampai batu bata menjadi merah dan mengokohkan bangunan-bangunan megah,
simbol kemajuan.
Sebagai kalimat
pungkasan dari khutbah pertama ini, marilah kita resapi pesan Nabi berikut ini.
اِغْتَنِمْ خَمْسًا
قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ،
وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ
مَوْتِكَ
“Manfaatkanlah lima
perkara sebelum datang lima perkara; yakni masa
mudamusebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu,
kayamu sebelummiskinmu, waktu luangmu sebelum waktu sempitmu, dan
hidupmu sebelum matimu.” (HR. al-Hakim)
Semoga Allah memberi kekuatan dan
kemudahan kepada kita dalam mewarisi tongkat kepemimpinan para guru-guru dan orang-orang tua kita sehingga menjadikan bangsa ini bermartabat dan
berjaya. Aamiin ya Rabbal ‘alamin..
بَارَكَ اللهُ لِى
وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِالآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ
اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ
وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ
اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ
اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ
بِقُدْسِهِ . قَالَ الله تَعاَلَى في القران الكريم اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
اَللهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء
مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ
وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاَعْلِ كَلِمَاتِكَ
اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ !
اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar