Minggu, 03 Maret 2024

ORMAS MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA

MENGENAL ORGANISASI MASSA ISLAM MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA NO. NAMA ORGANISASI (Lambang, Pendiri dan Tahun Berdiri) DALIL PENDIRIAN TUJUAN DIDIRIKAN SECARA UMUM AMAL USAHA KET. LAIN 1 Muhammadiyah Pendiri KH Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis) Didirikan 8 Dzulhijjah 1330 H/ 18 Nopember 1912 M وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (QS. Ali Imran ayat 104) Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh serta kebiasaan di luar Islam, Mereformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern, Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam, Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar. 1.Bidang Pendidikan : Mendirikan Lembaga Pendidikan jenjang TK, SD/MI, SMP/MTs, SLTA dan PT (171 buah) 2. Bidang Sosial : Rumah sakit, Panti Asuhan, Lazismu, dll 3. Bidang Ekonomi : Koperasi, Baitulmal, Suryamart, Bank dll 4. Bidang Dakwah : Majlis Tarjih, Majlis taklim, Pengiriman da’i, TVMU dll 5. Pengkaderan : IMM, IPM, KOKAM,dll Jumlah warga (yang mengaku sebagai orang) Muhammadiyah sebanyak 70 Juta orang atau 29 % dari jumlah Kaum Muslimin Indonesia yang berjumlah 241 juta jiwa, Atau 25 % dari seluruh WNI yang berjumlah 279 juta jiwa. Prosentase Kaum Muslimin Indonesia (241 juta : 279 juta) x 100% = 86,7% 2 Nahdlatul Ulama Pendiri Hadhrotussyaikh KH Hasyim Asy’ari Didirikan 16 Rajjab 1344 H/ 31 januari 1926 M وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk (QS. Ali Imran ayat 103) Memelihara, melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah serta menganut salah satu madzab empat; Imam Abu Hanifah An-Nu’man, Imam Malik bin Anas, Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hanbal, guna mempersatukan langkah para ulama dan pengikutnya dalam melakukan kegiatan yang bertujuan menciptakan kemaslahatan masyarakat, kemajuan bangsa, ketinggian harkat dan martabat manusia. 1.Bidang Pendidikan : Mendirikan pondok pesantren, Mendirikan Lembaga Pendidikan jenjang TK, SD/MI, SMP/MTs, SLTA dan PT (254 buah) 2. Bidang Sosial : Rumah sakit, Panti Asuhan, Lazisnu, dll 3. Bidang Ekonomi : Koperasi, Baitulmal, , Bank dll 4. Bidang Dakwah : Lembaga Bahtsul Masa’il, Majlis taklim, Ittihadul Mubalighin, Pengiriman da’i, TVNU dll Jumlah warga (yang mengaku sebagai orang) NU – Nahdliyyin sebanyak 120 Juta orang. 50 % dari jumlah Kaum Muslimin Indonesia yang berjumlah 241 juta jiwa, Atau 43 % dari seluruh WNI yang berjumlah 279 juta jiwa. Prosentase Kaum Muslimin Indonesia (241 juta : 279 juta) x 100% = 86,7% Pengampu : S_Attaftazani

SYAIR UNTUK GURU

SYAIR UNTUK GURU يارب بالمصطفی بلغ مقا صدنا واغفرلنا مامضی ياواسع الگرم Terpujilah engkau guru, atas jasa baktimu Namamu kan selalu, hidup dalam hatiku Tak terbalas jasamu, tak terbalas budimu Hadirmu dalam hidupku, jadi pelita qolbu Tanpa ilmu kau beri, gelapnya hidup ini Ridho llahi Robbi, kan sukar didapati Wahai guru-guruku, kuharapkan doamu Semoga yang kau beri, bermanfaat di hidup ini يارب بالمصطفی بلغ مقا صدنا واغفرلنا مامضی ياواسع الگرم Mata’ anallahu bi tuuli hayatihim , wa nafa’ana bi ulumihim