Minggu, 18 Februari 2024

MENGENAL ORMAS ISLAM DI INDONESIA

MENGENAL ORMAS ISLAM DI INDONESIA, ORMAS ISLAM, adalah Organisasi massa yang mewadahi kelompok-kelompok umat Islam di Indonesia yang memiliki tujuan teetentu. Beberapa Ormas Islam di Indonesia, 1. Nahdlatul Ulama berdiri pada 31 Januari 1926 di Surabaya, Jawa Timur. Nahdlatul Ulama merupakan organisasi yang berdiri pada 31 Januari 1926 di Surabaya, Jawa Timur. Beberapa pendiri organisasi ini adalah Hadratusyaikh Hasyim Asy’ari, Abdul Wahab Hasbullah dan Bisri Syansuri. Organisasi ini bersama para tokoh-tokohnya sudah terlibat dalam pembangunan Indonesia sejak sebelum kemerdekaan. Dengan jumlah anggota diperkirakan 100 juta orang. 2. Muhammadiyah berdiri pada 18 November 1912 di Yogyakarta. Muhammadiyah berdiri lebih dulu dari NU. Organisasi yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 di Yogyakarta. Kiai Ahmad Dahlan dan Kiai Hasyim Asy’ari sejatinya adalah teman dan memiliki guru yang sama ketika di Makkah. Tetapi mereka berjuang di bawah benderanya masing-masing. Dengan jumlah anggota diperkirakan 60 juta orang. 3. Al Irsyad Al Islamiyah berdiri pada 6 September 1914 4. Al Washliyah adalah ormas Islam dari Sumatera Utara yang kini anggotanya terbesar di Riau, Aceh dan Jawa Barat. Ormas ini didirikan pada 30 November 1930. 5. Wahdah Islamiyah berdiri pada 18 Juni 1988. Tergolong baru dibandingkan ormas di atas. Namun keberadaannya kini kian populer dengan ulamanya Ustaz Zaitun Rasmin yang vokal berbicara tentang Islam di berbagai media dan forum-forum seminar. 6. Hidayatullah didirikan pada 5 Februari 1973 oleh Abdullah Said. Ormas ini dikenal karena sering mengirimkan dai’dainya ke daerah terpencil di Indonesia. 7. Alkhairat merupakan ormas terbesar dari kawasan Indonesia Timur dan pusatnya di Palu, Sulawesi Tengah. Didirikan pada 11 Juni 1930 di Kota Palu oleh Idrus bin Salim Al Jufri. 8. Mathla’ul Anwar adalah salah satu ormas tertua di Indonesia yang berdiri pada 10 Juli 1916 di Menes, Pandeglang, Banten. 9. Persatuan Islam berdiri pada 12 September 1923 oleh sekelompok orang yang berminat di bidang pendidikan dan aktivitas keagamaan yaitu Haji Zamzami dan Haji Muhammad Yunus di Kota Bandung. 10. Nahdlatul Wathan adalah ormas yang berpusat di NTB. Organisasi ini didirikan pada 1 Maret 1953 oleh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid di Pancor Lombok Timur Guru Pengampu, Bapak Sa’duddin Attaftazani, S.Pd.I

Minggu, 04 Februari 2024

ULAMA DAN ADAB KITA KEPADANYA

ULAMA Pengertian Ulama, Orang-orang yang memiliki dan ahli dalam ilmu agama dan ilmu-ilmu umumlainnya yang berkaitan dengan kemaslahatan umat. Ciri-ciri Ulama : 1. Sangat takut kepada Allah 2. Berperan sebagai pewaris para nabi 3. Terdepan dalam mengawal dakwah Islam (Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar) 4. Abid, tata melakukan ibadah 5. Zahid/Zuhud, hidup dalam kesederhanaan materi 6. Alim, mempunyai pengetahuan yang luas 7. Faqih, mengetahui pengetahuan dalam hukum Islam dan kemasyarakatan 8. Dll. Peran Ulama : 1. Pelopor dakwah 2. Memberi kabar gembira 3. Memberi peringatan 4. Menyampaikan hujjah 5. Menyampaikan dan menjelaskan risalah 6. Mendidik dan memperbaikai akhlak dan adab masyarakat Dalil dalam Alqur’an tentang ulama, اِنَّمَا يَخۡشَى اللّٰهَ مِنۡ عِبَادِهِ الۡعُلَمٰٓؤُا ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيۡزٌ غَفُوۡرٌ Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun. (QS. Al Fathir : 28) Sikap kita kepada ulama’ 1. Menghormati ulama dan bersikap rendah hati kepada mereka 2. Memuliakan mereka dengan bertutur kata sopan kepada mereka 3. Menunjukkan adab yang baik di hadapan mereka 4. Mengamalkan segala ilmu yang telah diajarkannya 5. Lebih dahulu memberi salam 6. Tidak banyak bicara di depan ulama 7. Turut berdiri ketika mereka berdiri di satu majlis 8. Tidak membandingkan pendapat orang lain dengan mereka di depan orang banyak 9. Dll. Pendapat para sahabat/ulama tentang ulama , 1. Sahabat Ibnu abbas, “Barang siapa mencela ulama, sesungguhnya ia telah mencela Rasulullah SAW. Dan barang siapa mencela rasulullah SAW sesungguhnya ia telah mencela Allah SWT”. 2. Ibnu Assakir, “Ketahuilah bahwa daging ulama itu beracun”. Guru Pengampu : Sa'duddin Attafazani, S.Pd.I