Blog ini dimaksudkan untuk saling berbagi...Oleh karena itu kontennya diambil dari blog-blog lain dengan mencantumkan asal sumber berbagi itu ... Dan sebagian berasal dari tulisan pribadi...Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya...dan kepada pemilik blog yang dikutif atau diadopsi isi blognya diucapkan banyak terima kasih ....
Rabu, 09 Oktober 2019
DOA PEMBUKAAN LDKS
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ.يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Ya Allah Ya Wahid….
Engkau yang maha satu dan maha mempersatukan. Kami mohon perkuatlah persatuan persaudaraan diantara kami, janganlah Engkau biarkan ada perpecahan dan perselisihan diantara kami. Kami ingin kuat dalam persatuan itu agar lebih bemanfaat untuk agama, negara dan bangsa ini.
.
Allahumma Ya Allah Ya Tuhan kami…
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat-Mu, atas segala rahmat dan karunia-Mu yang telah Engkau limpahkan kepada kami, kepada para guru kami, kepada orang-orang tua kami dan kepada orang-orang yang berjasa kepada kami.
Allahumma Yaa Allah, Yang Maha Pengampun…
Dalam kekhusu’an dan ketundukan hati, kami memohon Ampunan pada Mu atas segala dosa dan kesalahan kami yang pernah kami lakukan.
Ya Allah Ya Rabbana…
Acara LDKS yang kami laksanakan ini sebagai ungkapan rasa syukur kami, untuk memperoleh ridho-Mu semata, kami mohonkan petunjuk dan bimbinganMu kepada kami agar kami dapat menjalankannya dengan baik. Sehingga kami dapat senantiasa memetik hikmah kebersamaan dalam tindakan dan kreasi kami.
Allahumma Ya Allah Ya Karim,…
Jadikanlah kami semua yang mengikuti acara LDKS ini memiliki sifat amanah dan jujur dalam hidup dan kehidupan kami. Ya Allah, hanya kepada-Mu kami melakukan pengabdian dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan. Anugrahkanlah kepada kami tekad, kekuatan, keikhlasan, lindungan, dan bimbingan untuk menjalankan amanah.
Ya Allah Ya Ghafur…
Engkau yang maha pengampun atas segala dosa, ampunilah dosa kami, dosa orang-orang tua kami, dosa para guru-guru kami, dan dosa para pendahulu kami. Tempatkanlah kami dan mereka semua ini dalam lindungan rahmat dan ampunan-Mu.
Ya Allah ya Mujib….
Engkau yang maha mengabulkan doa. Perkenankanlah doa dan permohonan kami.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ
اَللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِي سَكَرَةِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ
اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ ذُنُوْبَ وَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِي تَعَلُّمِنَا وَامْتِحَانِنَا مِنَ النَّاجِحِيْنَ
اللَّهُمَّ طَهِّرْ قُلُوْبَنَا وَأَفْكَارَنَا وَأَحْسِنْ أَخْلاَقَنَا وَأَحْسِنْ بِالصَّالِحَاتِ أَعْمَالِنَا
اَللَّهُمَّ اِنَّا نَسْتَوْدِعُكَ مَاعَلَّمْتَنَاهُ وَمَاقَرَءْنَاهُ فَارْدُدْهُ اِلَيْنَا عِنْدَحَاجَاتِنَا اِلَيْهِ
اللَّهُمَّ إِنَّانَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا ظَلَّمْنَا أَنْفُسَنَا فَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارَكَ وَسَلَّمَ
سُبْحاَنَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ
وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
khutbah jumat tema golongan2 calon shu'ul khotimah
Khutbah I
اْلحَمْدُ للهِ --- اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ،
أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام،
وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه،
اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ
بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ:
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم،
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا،
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ
Jamaah shalat Jumat masjid Nurusshibyan MtsN8 Rahimakumullah
Dalam kesempatan khutbah ini, khotib kembali mengajak seluruh jamaah pada umumnya dan khususnya pada diri khotib sendiri agar senantiasa meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah SWT, dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya secara maksimal dan menjauhi seluruh larangan-Nya secara totalitas.
Tema khutbah pada Jumat tanggal 27 September 2019 ini adalah Golongan yang dikhawatirkan meninggal dunia dalam keadaan Su’ul khotimah.
Jamaah shalat Jumat masjid Nurusshibyan MtsN8 Rahimakumullah
Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi A-Haddad dalam salah satu kitabnya berjudul Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr bimâ Yamurru bil Insân wa Yanqadli Lahu minal A’mâr (Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998, hal. 56) beliau menjelaskan tentang lima golongan orang yang dikhawatirkan meninggal dunia dalam keadaan su’ul khatimah sebagai berikut:
قَالُوْا: وَأَكْثَرُ مَنْ يُخْشَى عَلَيْهِ سُوْءُ اْلخَاتِمَةِ ، وَاْلعِيَاذُ بِا للهِ، اَلْمُتَهَاوِنُ بِالصَّلاَةِ،
وَاْلمُدْمِنُ لِشِرْبِ الخَمْرِ، والعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ، وَالَّذِي يُؤْذِي اْلمُسْلِمِيْنَ،
وَكَذَالِكَ المُصِرُّوْنَ عَلَى اْلكَبَائِرِ وَاْلمَوْبِقَاتِ، اَلَّذِيْنَ لَمْ يَتُوْبُوْا اِلَى اللهِ مِنْهَا.
“Para ulama berkata bahwa orang-orang yang paling dikhawatirkan akan beroleh suúl khatimah (Semoga Allah melindungi kita dari hal itu) adalah orang-orang yang suka melalaikan shalat; mereka yang suka minum-minuman keras; mereka yang durhaka kepada kedua orang tua; mereka yang suka menyusahkan (menzaimi) Muslim lainnya; dan mereka yang terus-menerus melakukan perbuatan dosa besar, berbagai kekejian dan tidak mau bertobat.”
Dari kutipan di atas dapat diuraikan kelima golongan orang yang dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan suúl khatimah sebagai berikut :
Golongan pertama, orang-orang yang suka melalaikan shalat. Shalat merupakan amal pertama yang akan dihisab oleh Allah SWT. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalan hadits Nabi SAW yang berbunyi:
أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ،
فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ.
“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. (HR. Tirmidzi).
Oleh karena itu, hendaklah kita selalu menjaga shalat kita dengan baik. Dalam keadaan seperti apapun, shalat lima waktu khususnya, tidak boleh kita tinggalkan. Prinsip ini hendaknya juga berlaku untuk orang-orang di sekitar kita khususnya keluarga kita sendiri sebab ada perintah dari Allah SWT untuk menjaga diri sendiri dan keluarga dari ancaman siksa api neraka. Shalat menjadi hal utama untuk bisa selamat dari api neraka. Maka barang siapa ibadah shalatnya sangat buruk, dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan su’ul khatimah.
Jamaah shalat Jumat masjid Nurusshibyan MtsN8 Rahimakumullah
Golongan kedua, mereka yang suka mengkonsumsi minuman keras. Minum minuman keras hukumnya haram. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai berikut:
كُلُّ مُسْكِرٍ خَمْرٌ ، وَكُلُّ خَمْرٍ حَرَامٌ
“Semua yang memabukkan adalah khamr dan semua khamr adalah haram.”
Para pecandu minuman keras disebut juga para pemabuk. Mereka tidak hanya membahayakan dirinya sendiri tetapi juga orang lain. Sering kita mendengar kecelakaan lalu lintas akibat pengendara mabuk. Sering pula kita mendengar atau membaca berita-berita di media bahwa seseorang tewas akibat ditikam dengan pisau oleh seorang pemabuk.
Perkembangan sekarang menunjukkan bahwa tidak hanya minuman keras saja yang membahayakan kesehatan mental manusia tetapi juga penyalah gunaan obat-obat bius atau yang dikenal dengan narkoba. Hukum mengkonsumsi narkoba sama dengan minum mimuman keras, yakni sama-sama haram. Maka barang siapa tidak bisa berhenti dari konsumsi minuman keras dan penyalahgunaan narkoba dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan su’ul khatimah.
Jamaah shalat Jumat masjid Nurusshibyan MtsN8 Rahimakumullah
Golongan ketiga, mereka yang durhaka kepada kedua orang tua. Durhaka kepada kedua orang tua hukumnya haram dan termasuk dosa besar setelah syirik. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Anas sebagai berikut:
سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَنِ الْكَبائِرِ قَالَ: الإِشْراكُ بِاللهِ،
وَعُقوقُ الْوالِدَيْنِ، وَقَتْلُ النَّفْسِ، وَشَهادَةُ الزّورِ.
“ Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ditanya tentang dosa-dosa besar. Beliau menjawab, “Menyukutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh seseorang dan kesaksian palsu.”
Sangat masuk akal perbuatan durhaka kepada kedua orang tua khususnya terhadap ibu merupakan dosa besar. Hal ini disebabkan karena kelahiran anak manusia ke dunia ini melalui mereka dengan segala jerih payah, risiko dan tanggung jawab dunia akherat yang sangat berat. Perintah berbakti kepada orang tua merupakan wasiat dari Allah SWT sebagaimana ditegaskan di dalam Al-Qur’an, surat Luqman, ayat 14, sebagai berikut:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ
أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku lah kalian kembali.”
Oleh karena itu jika seseorang selalu durhaka kepada kedua orang tua dan tidak mau menerima nasehat dari siapapun untuk berbakti kepada duanya, maka anak atau orang seperti itu dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan su’ul khatimah.
Wahai anak-anakku para siswa MTsN 8 Jakarta jadilah kalian anak-anak soleh yang membanggakan orangtua kalian. Doakan mereka pada tiap waktu dan kesempatan. Niatkan selalu agar mereka memperoleh pahala dari setiap ibadah dan amal soleh yang kalian lakukan. Sungguh sangat menyedihkan bagi orangtua yang memiliki anak yang enggan berdoanya untuknya. Apalagi kesempatan berdoa dan berzikir begitu luas dapat anaknya lakukan seperti pembiasaan yang rutin dilaksanakan di masjid Nurusshibyan MTsN 8 Jakarta ini pada selesai sholat berjamaah zuhur dan sholat lainnya.
Jamaah shalat Jumat masjid Nurusshibyan MtsN8 Rahimakumullah
Golongan keempat, mereka yang suka menyusahkan (menzalimi) Muslim lainnya. Menzalimi orang lain memang bukan persoalan sepele. Allah SWT sangat memperhitungkan perbuatan zalim yang dilakukan seseorang terhadap seseorang lainnya, apalagi sesama Muslim. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits marfu’ yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anh sebagai berikut:
وَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي لا يَتْرُكُهُ الله فَظُلْمُ الْعِبَادِ بَعْضِهِمْ بَعْضًا حَتَّى يُدَبِّرُ لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ
“Adapun kezaliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allah adalah kezaliman manusia atas manusia lainnya hingga mereka menyelesaikan urusannya.”
Di antara perbuatan-perbuatan zalim manusia kepada manusia lainnya adalah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits Rasulullah yang diriwayatkan dari Abu Hurairah tentang berbagai kezaliman yang dapat mengakibatkan kebangkrutan di akherat, yakni:mencaci maki , menuduh atau memfitnah, menghempas/membully, menumpahkan darah , memukul, dll.
Oleh karena itu jika seseorang selalu menzalimi orang lain tanpa bisa diingatkan oleh siapapun supaya berhenti, maka orang seperti itu dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan su’ul khatimah.
Jamaah shalat Jumat masjid Nurusshibyan MtsN8 Rahimakumullah
Golongan kelima, mereka yang terus menerus melakukan perbuatan dosa besar, berbagai kekejian dan tidak mau bertobat. Kita sering mendengar istilah “Molimo” dalam bahasa Jawa, yang maksudnya adalah perbuatan dosa dengan inisial 5 “M”, yakni: 1. Madon (berzina), 2. Mendem (mabuk-mabukan), 3. Main (berjudi), 4. Madat (mencandu narkoba), dan 5. Maling (mencuri/korupsi). Kelima hal ini merupakan perbuatan maksiat yang keharamannya sangat jelas ditunjukkan di dalam Al-Qur’an.
Dalil tentang haramnya berzina ada di dalam surat Al-Isra’, ayat 32, berbunyi:
وَ لاَ تَقْرَبُوا الزّنى اِنَّه كَانَ فَاحِشَةً، وَ سَآءَ سَبِيْلاً
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk”).
Dalil tentang haramnya mabuk, madat dan judi ada di dalam surat Al-Maidah, ayat 90, berbunyi:
إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ
فَاجْتَنِبُوهُ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu.”
Sedang dalil tentang haramnya mencuri ada dalam surat Al-Baqarah, ayat 188, berbunyi:
وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil."
Oleh karena itu barang siapa selalu melakukan dosa-dosa seperti tersebut di atas tanpa bisa diingatkan oleh siapapun supaya bertobat, maka orang seperti itu dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan su’ul khatimah.
Jamaah shalat Jumat masjid Nurusshibyan MtsN8 Rahimakumullah
Kita semua harus senantiasa berharap mudah-mudahan kita selalu diberi rahmat dan kekuatan oleh Allah SWT sehingga kita semua mampu menjauhi dosa-dosa sebagaimana disebutkan di atas. Siapapun dari kita tentu menginginkan dan selalu memohon kepada Allah SWT dengan tiada henti agar kita semua diberi-Nya husnul khatimah dan dijauhkan sejauh-jauhnya dari suúl khatimah. Amin... amin ya rabbal alamin.
جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
DETIK-DETIK WAFATNYA RASULULLAH SAW
Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam (SAW) wafat pada hari Senin pagi tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah atau 633 Masehi. Beliau wafat pada usia 63 tahun lebih empat hari.
Isyarat Ajal
Isyarat dekatnya ajal Rasulullah dimulai ketika beliau beri’tikaf selama 20 hari di bulan Ramadhan tahun 10 H. Malaikat Jibril mengulang Alquran hingga dua kali dalam tahun itu bersama Rasulullah. Kemudian di Padang Arafah saat haji Wada’ Rasulullah bersabda: “Aku tidak tahu pasti. Barangkali setelah tahunku ini, aku tidak akan bertemu lagi dengan kalian di tempat wukuf ini untuk selamanya”.
Sabda beliau di Jamratul ‘Aqabah, “Ambil dariku manasik kalian (cara-cara menunaikan ibadah haji), sepertinya setelah tahunku ini, aku tidak berkesempatan lagi untuk menunaikan haji.” Selain itu pada pertengahan hari-hari tasyrik, turun kepada beliau surah An-Nashr. Dengan turunnya surah itu, beliau semakin yakin saat perpisahan telah tiba dan pemberitahuan akan datangnya ajal sudah sampai. Pada bulan safar 11 Hijriah Rasulullah pergi ke Gunung Uhud dan mendoakan para syuhada yang dikubur di sana.
Rasulullah kemudian beranjak menuju mimbar seraya bersabda: “Sesungguhnya aku yang mendahului kalian. Dan sesungguhnya aku menjadi saksi terhadap kalian. Demi Allah, sungguh saat ini aku sedang melihat liang (kubur) ku! Kepadaku telah diserahkan kunci-kunci perbendaharaan bumi atau kunci-kunci bumi. Dan demi Allah, aku tidak mengkhawatirkan kalian akan musyrik setelahku. Akan tetapi yang kutakutkan kalian akan berlomba-lomba mendapatkan kunci-kunci itu!” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Di lain malam, Rasulullah keluar menuju Baqi’ lalu meminta ampunan untuk mereka yang dikebumikan di sama, seraya bersabda: "Assalammualaikum, wahai para penghuni kubur. Rasakanlah kemudahan keadaan yang sedang kalian alami dibanding keadan yang sedang terjadi pada orang-orang yang masih hidup. Fitnah-fitnah telah datang seumpama potongan-potongan malam gelap gulita yang ujung sepotongnya mengikuti awal potongan lainnya. Hari akhirat lebih berat daripada dunia." Pada akhir perkataannya, Rasulullah menyampaikan kabar gembira kepada mereka dengan mengucapkan, ‘Sesungguhnya kami akan menyusul kalian semua’.
Rasulullah SAW Jatuh Sakit
Ibnu Mas’ud RA, bahwasanya dia berkata: “Ketika ajal Rasulullah SAW sudah dekat, Rasulullah mengumpulkan kami di rumah Aisyah RA, kemudian Rasulullah memandang kami sambil berlinangan air matanya, lalu bersabda: "Marhaban bikum, semoga Allah memanjangkan umur kamu semua, semoga Allah menyayangi, menolong dan memberikan petunjuk kepada kamu."
Aku berwasiat kepada kamu, agar bertakwa kepada Allah. Sesungguhnya aku adalah sebagai pemberi peringatan untuk kamu. Janganlah kamu berlaku sombong terhadap Allah." Allah berfirman: "Kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan dirinya dan membuat kerosakan di muka bumi. Dan kesudahan surga itu bagi orang orang yang bertakwa."
Kemudian kami bertanya: “Bilakah ajal Rasulullah ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Ajalku telah hampir, dan akan pindah ke hadirat Allah, ke Sidratulmuntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke Arsyila.” Kami bertanya lagi: “Siapakah yang akan memandikan Rasulullah ya Rasulullah?” Rasulullahmenjawab: “Salah seorang ahli bait.” Kami bertanya: “Bagaimana nanti kami mengafani Rasulullah ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Dengan bajuku ini atau pakaian Yamaniyah.” Kami bertanya: “Siapakah yang mensalatkan Rasulullah di antara kami?” Kami menangis dan Rasulullah pun turut menangis.
Kemudian Rasulullah bersabda: “Tenanglah, semoga Allah mengampuni kamu semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan mengafaniku, maka letaklah aku di atas tempat tidurku, di dalam rumahku ini, di tepi liang kuburku. Kemudian keluarlah kamu semua dari sisiku. Maka yang pertama-tama mensalatkan aku adalah sahabatku Jibril AS. Kemudian Mikail, kemudian Israfil kemudian Malaikat Izrail (Malaikat Maut) beserta bala tentaranya. Kemudian masuklah kamu dengan sebaik-baiknya. Dan hendaklah yang mulai salat adalah kaum lelaki dari pihak keluargaku, kemudian yang wanita-wanitanya, dan kemudian kamu semua.”
Kematian Semakin Dekat
Sejak hari itu, Rasulullah SAW bertambah sakitnya yang ditanggungnya selama 18 hari. Setiap hari, ramai umat mengunjungi Rasulullah hingga datangnya hari Isnin, di saat Rasulullah menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Sehari menjelang Rasulullah wafat yaitu pada hari Minggu, penyakit Rasulullah semakin bertambah serius. Pada hari itu, setelah Bilal bin Rabah selesai mengumandangkan azannya, dia berdiri di depan pintu rumah Rasulullah, kemudian memberi salam: “Assalamualaikum ya Rasulullah?” Kemudian dia berkata lagi: “Assolah yarhamukallah,” Fatimah menjawab: “Rasulullah dalam keadaan sakit.”
Maka kembalilah Bilal ke dalam masjid. Ketika bumi terang disinari matahari siang, maka Bilal datang lagi ke tempat Rasulullah, lalu dia berkata seperti perkataan yang tadi. Kemudian Rasulullah memanggilnya dan menyuruh dia masuk. Setelah Bilal bin Rabah masuk, Rasulullah bersabda: “Saya sekarang berada dalam keadaan sakit. Wahai Bilal, kamu perintahkan saja agar Abu Bakar menjadi imam dalam salat.”
Maka keluarlah Bilal sambil meletakkan tangan di atas kepalanya sambil berkata: “Aduhai, alangkah baiknya bila aku tidak dilahirkan ibuku?” Kemudian dia memasuki masjid dan memberitahu Abu Bakar agar beliau menjadi imam dalam salat tersebut. Ketika Abu Bakar melihat ke tempat Rasulullah SAW yang kosong, sebagai seorang lelaki yang lemah lembut, dia tidak dapat menahan perasaannya lagi, lalu dia menjerit dan akhirnya pingsan. Orang-orang yang berada di dalam masjid menjadi bising sehingga terdengar oleh Rasulullah.
Rasulullah bertanya: “Wahai Fatimah, suara apakah yang bising itu?” Fatimah menjawab: “Orang-orang menjadi bising dan bingung karena Rasulullah tidak ada bersama mereka.” Kemudian Rasulullah memanggil Ali bin Abi Talib dan Abbas sambil dibimbing oleh mereka berdua, maka Rasulullah berjalan menuju ke masjid. Rasulullah salat dua rakaat.
Setelah itu Rasulullah melihat kepada orang ramai dan bersabda: “Ya ma aasyiral Muslimin, kamu semua berada dalam pemeliharaan dan perlindungan Allah. Sesungguhnya Dia adalah penggantiku atas kamu semua, setelah aku tiada. Aku berwasiat kepada kamu semua agar bertakwa kepada Allah SWT karena aku akan meninggalkan dunia yang fana ini. Hari ini adalah hari pertamaku memasuki alam akhirat, dan sebagai hari terakhirku berada di alam dunia ini.”
Usamah Bin Zaid dan Tentaranya Kembali ke Madinah
Sesudah salat subuh, umat Islam melihat Rasulullah berangsur sehat. Panglima UsamaH bin Zaid mohon diri pada Rasulullah pergi berangkat melaksanakan tugas yang diberikan Rasulullah kepadanya. Setelah Nabi mengijinkan, berangkatlah Usamah ke Juruf, tempat tentara Islam berkemah. Dan sampailah Usamah di Juruf.
Ketika asyik menyiapkan dan mengatur siasat perang, tiba-tiba datanglah utusan dari Madinah. Membawa kabar duka wafatnya Rasulullah SAW. Mendengar kabar itu, Usamah menjadi bingung. Ia tak yakin akan wafatnya Nabi, karena tadi subuh ia dan para sahabat lainnya menyaksikan sendiri kesehatan Nabi yang semakin membaik. Dan beberapa jam kemudian, seorang utusan menyampaikan bahwa Nabi telah tiada.
Tanpa berlama-lama, Usamah dan seluruh pasukan kembali ke Madinah. Menemui untuk yang terakhir kali kekasih tercinta, yang tak akan mereka temui lagi selama-lamanya. Lalu pulanglah pasukan itu, dibungkus kesedihan yang mendalam dan duka membalut sepanjang perjalanan mereka.
Malaikat Maut Datang Bertamu
Esoknya yaitu pada Senin, Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut supaya turun ke bumi menemui Rasulullah SAW dengan berpakaian sebaik-baiknya. Allah menyuruh Malaikat Maut mencabut nyawa Rasulullah SAW dengan lemah lembut. Seandainya Rasulullah menyuruhnya masuk, maka dia dibolehkan masuk. Tetapi jika Rasulullah tidak mengizinkannya, dia tidak boleh masuk dan hendaklah dia kembali saja.
Maka turunlah Malaikat Maut untuk menunaikan perintah Allah Swt. Dia menyamar sebagai seorang biasa. Setelah sampai di depan pintu tempat kediaman Rasulullah, Malaikat Maut pun berkata: “Assalamualaikum wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan risalah!” Fatimah pun keluar menemuinya dan berkata kepada tamunya itu: “Wahai Abdullah (hamba Allah), Rasulullah sekarang dalam keadaan sakit.” Kemudian Malaikat Maut itu memberi salam lagi: “Assalamualaikum, bolehkah saya masuk?”
Akhirnya Rasulullah SAW mendengar suara Malaikat Maut itu, lalu Rasulullah bertanya kepada puterinya Fatimah: “Siapakah yang ada di muka pintu itu?” Fatimah menjawab: “Seorang lelaki memanggil Rasulullah. Saya katakan kepadanya bahawa Rasulullah dalam keadaan sakit. Kemudian dia memanggil sekali lagi dengan suara yang menggetarkan sukma.”
Rasulullah bersabda: “Tahukah kamu siapakah dia?” Fatimah menjawab: “Tidak wahai Rasulullah.” Lalu Rasulullah menjelaskan: “Wahai Fatimah, dia adalah pengusir kelezatan, pemutus keinginan, pemisah jamaah dan yang meramaikan kubur. Kemudian Rasulullah bersabda: “Masuklah, wahai Malaikat Maut.”
Maka masuklah Malaikat Maut itu sambil mengucapkan: “Assalamualaika ya Rasulullah.” Rasulullah saw pun menjawab: “Waalaikassalam ya Malaikat Maut. Engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?” Malaikat Maut menjawab: “Saya datang untuk ziarah sekaligus mencabut nyawa. Jika tuan izinkan akan saya lakukan. Jika tidak, saya akan pulang.” Rasulullah bertanya: “Wahai Malaikat Maut, di mana engkau tinggalkan Jibril?” Jawab Malaikat Maut: “Saya tinggalkan dia di langit dunia.” Baru saja Malaikat Maut selesai bicara, tiba-tiba Jibril datang lalu duduk di samping Rasulullah . Maka bersabdalah Rasulullah: “Wahai Jibril, tidakkah engkau mengetahui bahwa ajalku telah dekat?” Jibril menjawab: “Ya, wahai kekasih Allah.”
Ketika Sakaratul Maut
Seterusnya Rasulullah bersabda: “Beritahu kepadaku wahai Jibril, apakah yang telah disediakan Allah untukku di sisi-Nya?” Jibril pun menjawab: “Bahawasanya pintu-pintu langit telah dibuka, sedangkan malaikat-malaikat telah berbaris untuk menyambut rohmu.” Rasulullah bersabda: “Segala puji dan syukur bagi Tuhanku. Wahai Jibril, apa lagi yang telah disediakan Allah untukku?” Jibril menjawab lagi: “Bahawasanya pintu-pintu Surga telah dibuka, dan bidadari-bidadari telah berhias, sungai-sungai telah mengalir, dan buah-buahnya telah ranum, semuanya menanti kedatangan rohmu.”
Rasulullah bersabda lagi: “Segala puji dan syukur untuk Tuhanku. Beritahu lagi wahai Jibril, apa lagi yang disediakan Allah untukku?” Jibril menjawab: “Aku memberikan berita gembira untuk tuan. Tuanlah yang pertama-tama diizinkan sebagai pemberi syafaat pada hari kiamat nanti.”
Kemudian Rasulullah bersabda: “Segala puji dan syukur aku panjatkan untuk Tuhanku. Wahai Jibril beritahu kepadaku lagi tentang kabar yang menggembirakan aku.” Jibril bertanya: “Wahai kekasih Allah, apa sebenarnya yang ingin tuan tanyakan?”
Rasulullah menjawab: “Tentang kegelisahanku. Apakah yang akan diperoleh oleh orang-orang yang membaca Alquran sesudahku? Apakah yang akan diperoleh orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan sesudahku? Apakah yang akan diperoleh orang-orang yang berziarah ke Baitul Haram sesudahku?”
Jibril menjawab: “Saya membawa kabar gembira untuk Rasulullah. Sesungguhnya Allah telah berfirman: Aku telah mengharamkan surga bagi semua Nabi dan umat, sampai engkau dan umatmu memasukinya terlebih dahulu.”
Maka berkatalah Rasulullah: “Sekarang, tenanglah hati dan perasaanku. Wahai Malaikat Maut dekatlah kepadaku.” Lalu Malaikat Maut pun mendekati Rasulullah. Ali bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah yang akan memandikan Rasulullah dan siapakah yang akan mengafaninya?” Rasulullah menjawab: “Adapun yang memandikan aku adalah engkau wahai Ali, sedangkan Ibnu Abbas menyiramkan airnya dan Jibril akan membawa hanuth (minyak wangi) dari dalam Surga.” Kemudian Malaikat Maut pun mulai mencabut nyawa Rasulullah.
Ketika roh Rasulullah sampai di pusat perut, Rasulullah berkata: “Wahai Jibril, alangkah pedihnya maut.” Mendengar ucapan Rasulullah itu, Jibril memalingkan wajahnya. Lalu Rasulullah bertanya: “Wahai Jibril, apakah engkau tidak suka memandang wajahku?” Jibril menjawab: “Wahai kekasih Allah, siapakah yang sanggup melihat muka Rasulullah, sedangkan Rasulullah sedang merasakan sakitnya maut?” Akhirnya roh yang mulia itu meninggalkan jasad Rasulullah. Maka wafatlah manusia mulia itu pada usia 63 tahun. Semoga Allah senantiasa mencurahkan salawat-Nya kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, memuliakannya, dan mengagungkannya
SaduddinAtazani.Blogspot.Com.\
Langganan:
Postingan (Atom)